1. Pengertian surga, neraka, haudhul maurud dan kautsar



1.     Pengertian surga, neraka, haudhul maurud dan kautsar

a.      Surga dan neraka

 Neraka dan surga adalah suatu kehidupan diakhirat kelak yang merupakan ganjaran dari segala amal perbuatan kita didunia
ini. Semua agama menjanjikan adanya kehidupan demikian dan dalam agama Islam itu merupakan satu diantara enam buah
rukun Iman yang merupakan sendi dari agama Islam itu. Kekalnya kehidupan surga tidak disangsikan lagi, bahwa nikmat
surga itu tiada berkesudahan sehingga tidak bisa
dibayangkan bagaimana akhirnya.     
 Bagaimana dengan azab neraka? Berbagai pendapat dikalangan Ulama-Ulama Islam mengenai kekal tidaknya neraka akan
tetapi sebahagian besar Ulama-Ulama Mainstream Islam berpendapat bahwa azab neraka itu
juga kekal selama-lamanya tiada akhir... dan merupakan ganjaran yang tidak berkesudahan terhadap orang-orang yang
betul-betul kafir dan melawan Allah.


Kata Surga atau Sorga, didalam bahasa Sanskerta disebut Svarga dimana berasal dari kata       :
1.       Svah. Sebagaimana Bhur Bhuvah Svah, nah itulah kata Svah yang berarti suka, senang, bahagia. Bhur Bhuvah Svah juga mewakili pesan ajaran suci Weda: Sat Cit dan Ananda yaitu:  Sat=bhur, Cit=Bhuvah dan Ananda=Svah.
A.      Sat adalah Kekal
B.      Cit adalah penuh dengan Vidya dan Jnana, penuh pengetahuan
C.      Ananda merupakan kebahagiaan
Jadi, Svah dalam hal ini berarti kesukaan, kebahagiaan, kesenangan.
2.       Ga berarti pergi atau mendapatkan.
 Jadi, Svarga atau Surga berarti mendapatkan kesukaan, kebahagiaan, kesenangan.  Sesuai penjelasan tersebut, kita berpikir Surga itu ada ataukah tidak ada, kita semua mengartikan Surga itu adalah kesukaan, kesenangan, atau hal serta keadaan yang dipenuhi oleh berbagai kesenangan-kesenangan, kenikmatan-kenikmatan, bahkan lebih jauh ada yang memberikan "perhatian pertama"-nya pada kesan bahwa Surga itu berarti kita akan dilayani oleh wanita-wanita cantik alias para bidadari.
Selain sebutan Svarga, Surga juga mempunyai sebutan-sebutan lain. Diantaranya yang juga cukup sering dipakai untuk menyebut Surga adalah kata Naka (a dalam NA adalah dirgha karena merupakan sandhi dari "na" dan "aka"). Na artinya tidak dan "aka" berarti duka, sedih. Naka atau dalam penulisan huruf Latin kadang ditulis Naaka berarti tanpa kedukaan, tanpa kesedihan.
Sedangkan kata Neraka  berasal dari bahasa Latin yaitu Naraka atau Naaraka. Penjelasan-penjelasan tentang Neraka, kita bisa dapatkan didalam berbagai kitab-kitab suci Veda.Neraka  sendiri disebutkan sebagai "nrinati klesham", yaitu sebagai yang membawa klesha. Kata klesha dipergunakan didalam literatur Sanskerta untuk menunjukkan keburukan, kesakitan, keaiban. Secara umum, klesha berarti kedukaan, kesengsaraan, kesakitan, penderitaan dan lain-lain sejenis itu. Jadi, kalau menurut pengertian ini (nrinati klesham iti naraka) berarti Naraka adalah yang memberikan penderitaan, kedukaan, kesengsaraan, kesakitan, siksaan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Surga dan Neraka merupakan dua hal bertolak belakang. Yang satu menunjuk pada kesukaan, kebahagiaan, kedamaian, kenikmatan dan lain-lain. Sedangkan, yang satu lagi adalah yang memberikan kedukaan, kesakitan dan kesengsaraan

b.      Haudhul maurud

c.       Telaga al-kautsar
 Kata "kautsar" mempunyai arti kebaikan yang banyak dan melimpah. Dan terdapat begitu banyak obyek luaran (mishdaq) untuk kata kautsar ini, dimana diantaranya adalah: telaga kautsar, syafaat, nubuwwat atau kenabian, hikmah, ilmu, generasi dan  keturunan yang banyak.
 Kautsar memiliki dua mishdaq, yaitu mishdaq duniawi (yang tidak lain adalah Sayidah Fathimah az-Zahra) dan mishdaq ukhrawi (yaitu telaga kautsar).
 Telaga kautsar merupakan sebuah sumber mata air yang sangat jernih dan luas yang terdapat di dalam surga. Di sinilah para ahli surga setelah berhasil melewati tahapan-tahapan sulit dalam lintasan mahsyar dan hari kiamat, saat memasuki surga akan langsung ke telaga ini untuk menghilangkan rasa dahaganya dan menikmati kelezatan air telaga.
 Dari telaga kautsar inilah akan mengalir dua sungai ke arah surga dimana sumbernya tidak lain berasal dari  "'Arsy Ilahi", singgasana Tuhan.
 Telaga kautsar merupakan telaga khusus milik Rasulullah Saw, sedangkan para penyajinya adalah Imam Ali As dan para Imam As yang lain. Para Nabi yang lainnya pun masing-masing memiliki telaga khusus untuk para pengikut mereka, akan tetapi keluasan dan keberkahannya tidak sebanding dengan telaga kautsar milik Rasulullah Saw ini.

2.      Dalil qur’an dan hadist tentang surga, neraka, hadhul maurud,dan kautsar

a.      Surga dan neraka
·         “Barangsiapa menentang Rasul sesudah nyata petunjuk baginya dan mengikuti bukan jalan orang-orang mukmin, niscaya Kami angkat dia menjadi pemimpin apa yang dipimpinnya dan Kami masukkan ke dalam neraka jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa: 115).
·         “Dan Muhammad sungguh telah pernah melihatnya (malaikat Jibril) di kesempatan lainnya yaitu tatkala berada di sidratul muntaha, yang di sisinya terdapat surga yang akan ditinggali” (QS: An Najm: 13-15)

b.      Haudhul Maurud



c.       Kautsar

 Dari Anas bin Malik Radiyallahu anhu “Ketika pada suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, beliau (seperti terserang) kantuk, kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum, maka kamipun berkata “Apa yang menyebabkan anda tertawa, Ya Rasulullah?“ Kata beliau “Baru saja diturunkan kepadaku satu surat, lalu beliau membaca

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus“ (Qs Al Kautsar 1-3)

Kemudian beliau berkata “Tahukah kamu apa Al kautsar itu?“ kamipun berkata “Allah dan RasulNya lebih tahu“ Beliau bersabda “Sesungguhnya Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan kepadaku oleh Rabbku Allah Azza wa Jalla, padanya kebaikan yang sangat banyak. Dia adalah telaga yang akan didatangai umatku pada hari kiamat. Gayungnya sebanyak bintang di langit. Disingkirkan daripadanya seseorang dari mereka. Lalu aku berkata“Wahai Rabbku, sesungguhnya dia termasuk umatku!“ Maka Allah berkata “Engkau tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalmu“ (Diriwayatkan Imam Muslim dalam Kitab Shalat Bab 14/400)



3.      Hikmah iman surga, neraka, haudhul maurud dan kautsar

a.      Hikmah meyakini surga dan neraka

Imam Al-Hasan Al-Bashry rahimahullah berkata: “Tidaklah seorang hamba meyakini tentang adanya Al-Jannah (surga) dan An-Naar (neraka), kecuali pasti dia akan menjadi seorang hamba yang khusyu’ kepada Rabbnya, takut kepada-Nya, menghinakan diri di hadapan-Nya, istiqomah dalam ketaatan, dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya sampai datang kepadanya kematian.” (Kitabul Yaqin, karya Ibnu Abid Dunya)


c.       Hikmah meyakini adanya telaga al-kautsar


 Mengimani adanya Al kautsar (telaga) di surga termasuk bagian dari iman kepada hari akhir. Al Kautsar adalah telaga surga yang diberikan kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Di antara sifatnya; lebih putih daripada salju, lebih manis daripada madu, lebih wangi daripada minyak kesturi, dan bejananya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya seteguk saja, tidak akan merasakan haus selamanya.



Comments